Desain Menurut Para Ahli
M. Asimow (Amerika Serikat, 1962) Decision
making in the face of uncertainty with high penalties for error (Pengambilan
keputusan menghadapi ketidak-pastian dengan risiko tinggi bila melakukan
kekeliruan). Dari sini dapat disimpulkan bahwa desain adalah sebuah kata kerja,
yaitu rangkaian pengambilan keputusan yang dilakukan secara sadar. Jadi bila
proses desain mengalami hambatan, bisa jadi karena sang desainer tidak berani
mengambil keputusan. Dalam mengambil keputusan, sang desainer harus memahami
konsekwensi dari desainnya dan sang desainer berperan menjadi risk manager,
karena tidak mungkin untuk menghilangkan resikonya sama sekali.
Christopher
Alexander (Amerika
Serikat, 1962, 1963, 1964) Finding the right physical components of a physical
structure (Menemukan komponen fisik yang tepat untuk menciptakan suatu struktur
fisik). Definisi Christopher Alexander membawa pemahaman bahwa desain adalah
sebuah kata kerja, yaitu kegiatan bereksplorasi untuk menemukan berbagai
komponen desain dan merangkainya menjadi sebuah struktur. Ada dua hal yang
harus diekplorasi dalam pemahaman ini, yaitu komponennya dan sistemnya. Dalam
desain grafis dan desain produk, komponen desain (design elements) bisa
diartikan dengan unsur garis, bentuk, sosok, gesture, warna, tipografi,
material, gambar, foto, cahaya dan sebagainya. Sedangkan sistem (design
principle) dalam desain grafis dan desain produk bisa diartikan dengan ukuran
(dimensi), skala, proporsi, teknik, keseimbangan (balance), harmoni, penekanan
(emphasis), irama (rhytm), kesatuan (unity), layout dan sebagainya.
P.J. Booker (Inggris, 1964) Simulating what we want to make (or do), before we make (or do) it as many times as may be necessary to feel confident in the final result. Menurut Booker, dalam sebuah proses desain harus dilakukan simulasi-simulasi simulasi atas sesuatu yang ingin diciptakan atau dilakukan sebelum benar-benar menciptakan atau melakukan sesuatu yang diinginkan tersebut. Simulasi dilakukan berulang-ulang, sesering yang dianggap perlu sehingga dirasa yakin akan hasil akhirnya. Simulasi juga bisa diartikan untuk menguji dari sekian konfigurasi antara komponen desain (design element) dan sistem (design principle).
J.B. Reswick (Amerika Serikat, 1965) A creative activity – it involves bringing into being something new and useful that has not existed previously (Aktivitas kreatif yang di dalamnya terkandung penciptaan sesuatu yang baru dan bermanfaat yang sebelumnya tidak ada). Definisi Reswick membawa kita pada pemikiran bahwa sebuah desain harus memiliki sebuah kebaruan (newness) serta memiliki fungsi yang sebelumnya tidak ada. Azas kebergunaan menjadi salah satu bagian yang ditekankan dalam arti bisa lebih mempermudah, membuat lebih effisien baik dari waktu, tenaga, material maupun cost.
J.K. Page (Inggris, 1966) The imaginative jump from present facts to future possibilities. (Lompatan imajinatif atau maya dari suatu keadaan atau fakta yang ada menuju ke kemungkinan-kemungkinan yang dapat dicapai pada waktu yang akan datang) Dalam desain ternyata bukan hanya berisi kata kerja yang berarti dilakukan secara tangible (motorik), tetapi juga ada unsur berfikir (think) yang dilakukan secara intelegible. Dalam definisi Page ini juga menekankan pada kalimat future possibilities, yang berarti juga menekankan pada aspek visioner. Dengan demikian proses berfikir sang desainer juga dapat mengekplorasi tentang kemungkinan-kemungkinan dimasa datang (di tempat dan saat yang berbeda)
E. Matchett (Inggris, 1968) The optimum solution to the sum of the true needs of a particular set of circumstances (Solusi optimum atas sejumlah tuntutan kebutuhan nyata dari suatu keadaan tertentu yang diinginkan). Pemikiran Matchett tentang desain menekankan pada penemuan pemecahan masalah , yang berarti sang desainer harus menyadari bahwa apapun yang didesainnya memiliki latar belakang yang spesifik. Sering kali sang desainer (apalagi pada masa sekolah) sulit membedakan antara kebutuhan (need) dari desain yang dimaksud dengan keinginannya (want). Jika pemahaman sang desainer akan latar belakang baik maka pasti sang desainer dapat membedakan antara kebutuhan desain dan keinginannya. Konteks ruang/tempat dan waktu juga harus menjadi perhatian, karena pada ruang/tempat dan waktu yang berbeda maka sangat mungkin menghasilkan desain yang berbeda pula. Dengan kata lain desain juga memiliki konteks dengan bidang lainnya, hal tersebutlah yang membuat desain haruslah manjadi spesifik.
Bruce L.
Archer (Inggris,
1968) A goal directed problem-solving activity (Aktivitas atau upaya pemecahan
suatu masalah yang dipandu oleh suatu sasaran yang telah ditetapkan). Archer
mendefinisikan bahwa sebuah desain haruslah memiliki tujuan (goal) yang
seharusnya sudah dapat didefinisikan dari awal. Sang desainer (pada masa
sekolah) sering kali mengalami kebingungan pada saat proses desain karena
ternyata tak pernah kunjung puas terhadap hasil karya desainnya. Masih ada
perasaan belum selesai pada saat pengumpulan tugas, seperti masih ingin
menambahkan sesuatu ke dalam desainnya. Ternyata permasalahannya adalah sang
desainer tidak menetapkan tujuan (goal) dari desainnya secara mendetail atau
,alah lupa sama sekali. Jadi yang ada dalam pemikirannya hanya harus
menghasilkan karya desain dengan ‘keren’ tanpa bisa mendefinisikan permasalahan
apa yang harus diselesaikan yang membuat proses desainnya menjadi kehilangan
arah.
Dari Pengertian desain para ahli diketahui bahwa desain secara umum merupakan suatu sistem yang berlaku untuk segala jenis perancangan yang mana titik beratnya dilakukan dengan melihat segala sesuatu persoalan tidak secara terpisah atau tersendiri, namun sebagai suatu kesatuan dimana satu masalah dengan lainnya saling terkait. Disisi lain, desain juga diartikan sebagai perencanaan dalam pembuatan sebuah objek, sistem, komponen atau struktur.
Secara umum, definisi desain adalah
bentuk rumusan dari proses pemikiran pertimbangan dan perhitungan dari
desainer yang dituangkan dalam wujud gambar. Namun disisi lain desain
juga dapat didefinisikan secara khusus, dimana desain adalah sesuatu
yang berkaitan dengan kegunaan atau fungsi benda dan ketetapan pemilihan
bahan serta memperhatikan segi keindahan.
sumber : http://rocketmanajemen.com/, www.firnandus.com/
0 komentar:
Posting Komentar